Minggu, 29 Desember 2013

Bentuk Arthropoda

Ciri-ciri Arthropoda adalah sebagai berikut:
  1.  Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
  2.  Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar darikitin.
  3.  Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradaptasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh.
  4.  Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh.
  5. Sistem pernafasan : Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
  6.  Sistem saraf berupa tanggal tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera.
  7.  Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (ocellus ) dan mata majemuk (facet ), organ pendengaran (pada insect ) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea.
  8. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi .
  9. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalamtubuh)
Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda:
   Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas,yaitu:
  1. Kelas Crustacea (golongan udang).
  2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
  3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
  4. Kelas Insecta (serangga).

Pengertian Arthropoda

Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan podos berarti kaki. Jadi Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yangtelah diketahui.

Filum Arthropoda



Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hamper 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
Sistem tubuh filum Arthropoda adalah:
1).     Pencernaan  : saluran  pencernaan dari mulut sampai anus.
2).    Pernapasan : Insang pada hewan air dan trakea pada hewan darat. Tetapi sebagian besar bernapas dengan trakea. Udara masuk ke dalam system pernapasan melalui celah kecil yang disebut spirakel. Udang bernapas dengan insang, sedangkan laba-laba bernapas dengan paru-paru buku.
3).    Transport  : Peredaran darah terbuka. Jantung terletak di bagian tubuh atas yang memompa darah ke bagian dalam tubuh. Darah lalu kembali ke jantung secara difusi.
4).    Sistem saraf : Jaringan saraf tetapi bukan otak dan kepala.
5).    Pengeluaran : Sampah dikeluarkan melalui nefridia.
Beberapa ciri-ciri umum Arthropoda, antara lain sebagai berikut.
1).     Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi, termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh, maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas dan lentur.
2).    Tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies, segmen tubuh ada yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
3).    Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun, udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu membentuk sepalotoraks.
4).    Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin.
5).    Memiliki mata majemuk. Mata majemuk (faset) terdiri dari ribuan satuan penyusun mata yang disebut omatidium. Beberapa jenis Arthropoda memiliki mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan keadaan gelap dan terang.
6).    Alat pengeluaran arthropoda darat berupa buluh malpigi.
Anthropoda dapat dibagi menjadi 4 subfilum sebagai berikut:
  1. A. Crustacea
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencangkup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:
1).    Tubuh crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
2).    Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
a).     2 pasang antenna
b).    1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
c).     1 pasang maksila
d).    1 pasang maksilliped
3).    Maksilla dan maksilliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut.
4).    Alat gerak berupa 5 pasang kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) pada cephalothoraks dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
5).    Tiap segmen tubuh ditutupi karapaks.

Macam - Macam Nematoda




ORDO ASCARIDIDA

GENUS : ASCARIS
Ascaris adalah jenis cacing gilig yang besar. Bibirnya mempunyai peninggian bergigi, tetapi tidak ada interlabia atau sayap servikal. Ekor cacing jantan berbentuk kerucut, tanpa sayap kaudal tetapi terdapat sejumlah papila.
MORPOLOGI, cacing Ascaris suum berbentuk bulat panjang, memiliki kutikula yang tebal serta memiliki tiga buah bibir pada bagian mulutnya. Dua buah bibirnya terletak pada bagian dorsal. Masing-masing bibir dilengkapi dengan papillae dibagian lateral dan subventral dan dilengkapi pula dengan sederetan gigi pada permukaan sebelah dalam. Ukuran panjang tubuh cacing jantanberkisar antara 15-25 cm dengan diameter penampang lintang 3 mm. Sedangkan cacing betina dapat mencapai panjang 41 cm dengan diameter penampang lintangnya 5 mm.

SIKLUS HIDUP
Dalam perkembangannya, cacing A. suum melalui dua fase perkembangan yakni fase eksternal (diluar tubuh ternak) dan fase internal ( di dalam tubuh ternak)

Fase eksternal : dimulai sejak telur cacing Ascaris dikeluarkan bersama dengan faeses dari dalam tubuh ternak penderita saat defikasi. Di alam luar, pada kondisi lingkungan yang menunjang, telur akan berkembang sehingga didalam telur terbentuk larva stadium I. Bila kondisi tetap menunjang, larva stadium I akan menyilih menjadi larva stadium II yang bersifat infeksius (telur infektif) dan siap menulari ternak babi apabila telur tertelan.

Fase internal dimulai saat telur yang infektif tertelan oleh hospes definitif. Didalam usus halus, telur infektif tersebut dicerna oleh enzim pencernaan dan terbebaslah larva stadium II. Larva II akan menembus dinding usus halus menuju hati atau larva akan mengikuti peredaran darah vena porta menuju ke hati. Selanjutnya larva II tersebut menembus kapsul hati dan masuk melalui sel-sel parenkem hati untuk selanjutnya ikut peredaran darah dari hati menuju ke jantung, paru-paru, dan bahkan dapat menyebar seluruh organ tubuh. Jika babi bunting dapat terjadi infeksi prenatal. Juga larva dapat mencapai kelenjar susu, didalam kelenjar susu, larva cacing akan bersifat dorman (tidak berkembang lebih lanjut atau mengalami fase istirahat ) dan baru akan berkembang didalam tubuh keturunannya (anak) bila mana sudah lahir dan penularannya melalui air susu.
Didalam paru-paru larva stadium II berkembang menjadi larva III, kemudian keluar dari kapiler alveoli paru-paru menuju bronchioli, bronchi dan selanjutnyake trachea, pharing (iritasi terjadi proses batuk) akhirnya larva III tertelan dan sampailah kembali ke dalam usus halus. Di dalam usus halus larva III menyilih menjadi larva IV dan menyilih untuk menjadi larva V (dewasa).

Cacing betina  dewasa dapat menghasilkan telur sebanyak 200.000 butir per har, dan diduga bahwa seekor cacing A. suum betina dewasa selama hidupnya dapat menghasilkan telur sebanyak 27 milyard butir. Telur berukuran 50-80 X 40-60 mikron, berdinding tebal, berwarna kuning kecoklatan serta pada bagian luarnya dilapisi oleh lapisan albumin yang tidak rata sehingga membentuk tonjolan yang bergerigi (ciri khas dari genus Ascaris ).
HOSPES DEFINITIF DAN PREDILEKSI, berparasit pada babi dan predeleksinya didalam usus halus.

GENUS : PARASCARIS

Merupakan cacing nematodadengan tubuh yang tebal dan bahkan lebih besar dari Ascaris. Ketiga bibir tampak jelas dipisahkan oleh alur horizontal menjadi bagian anterior dan posterior. Ujung posterior cacing jantan membulat atau berbentuk kerucut tumpul dengan sayap kaudal kecil. Tidak ada gubernakulum.
SPESIES, Parascaris equorum, berpredeleksi di dalam usus halus kuda termasuk zebra dan equidae. Cacing jantan panjangnya 15 – 28 cm dan diameternya 3-6 mm, spikulanya sama besar dengan panjang 2 – 2,5 mm. Cacing betina panjangnya 18 – 50 cm dengan diameter mencapai 8 mm. Vulva terletak  1/ 4 anterior tubuh, telurnya berbentuk agak bulat dengan diameter 9-10 mikron, kulit tebal berbintik-bintik halus.
SIKLUS HIDUP, sama dengan A. suum.

Cacing Giling (Nematoda)

    Nematoda berasal dari bahasa Yunani, Nema  yang artinya benang. Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik (gilig) tidak bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang cacing ini mulai dari 2 mm sampai 1 meter.
    Nematoda yang ditemukan pada manusia terdapat dalam organ usus, jaringan, dan sistem peredaran darah. Keberadaan cacing ini menimbulkan manifestasi klinik yang berbeda-beda tergantung pada spesiesnya dan orga yang dihinggapi.
A. Penggolongan Nematoda
     Menurut tempat hidupnya, Nematoda pada manusia digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Nematoda intetinaslis (usus)
    Spesies yang dipelajari meliputi :
    a. Ascaris lumbricoides
    b. Trichuris truchuira
    c. Oxyuris vermicularis (pin worm)
    d. Strongyloides stercoralis (small roundworm of man)
    e. Ancylostoma duodenale (old world worm hook)
    f. Ancylostoma caninum
    g. Necator americanus (new world worm hook)
    h. Trichinella spiralis (trichina worm)
    i. Toxocara canis (dog worm)
    j. Toxocara catii (cat worm)

2. Nematoda jaringan/darah
    Spesies yang dipelajari meliputi :
    a. Wuchereria bancrofti (filarial worm)
    b. Brugia malayi (Malaya filarial worm)
    c. Manzonella ozzardi
    d. Onchocerca volvulus (agent of river blindness)
    e. Loa loa (eye worm)
    f. Dracunculus medinensis (guinea worm)

B. Morfologi dan Sifat Umum
     Tubuh Nematoda tidak bersegmen, silindrik, panjang, dan simetris bilateral. Tubuh Nematoda sudah mempunyai sistem pencernaan (sistem digestiva), sudah mempunyai mulut (oral), kerongkong (esofagus), usus (intestinum), dan anus (anal). Usus terdiri atas usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Permukaan usus dilapisi oleh kutikula yang sewaktu-waktu dilepaskan yaitu pada saat terjadi pergantian kulit. Lapisan kutikula mempunyai bermacam-macam ciri, beberapa dianataranya berupa tonjolan-tonjolan.
     Ciri ini dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi spesies, terutama dalam potongan jaringan. Cacing jantan berukuran lebih kecil dibandingkan dengan cacing betina, ujung posterior cacing jantan berukuran lebih kecil dari pada cacing betina dan ujung posteriornya melingkar ke arah ventral, sedangkan yang betina bagian ujung posteriornya lurus.
     Sistem ekskresi terdiri dari dua pipa, terletak di kordalateral. Pada ujung anterior pipa-pipa ini berhubungan dan terbuka dibagian tengah ventral sebagai sinus eksrestorius.
     Kulit juga diselubungi lapisan kutikula dan terdiri dari bagian-bagian sel yang mati. Pada waktu terjadi pertukaran kulit (eksufikasi), kutikula ini delpaskan. Warna kulit putih, kuning sampai kecoklatan. Jaringan saraf terdapat di dalam ektoderm.
     Sistem reproduksi (alat kelamin) cacing betina berpasangan, masing-masing terdiri dari ovarium, oviduk, dan uterus. Kedua uterus bersatu membentuk organ vagina. Alat kelamin yang jantan tidak berpasangan, terdiri dari testes dan vas diferens. Di bagian kloaka terdapat dua buah spikula.
     Sel telur yang dibuahi membentuk lapisan pertama berupa membran kuning, yaitu bagian yang membentuk kulit pertama. Kulit kedua dibentuk oleh dinding uterus. Bentuk telur pada umumnya seperti elips dan mudah dibedakan antara spesies satu dengan lainnya. Reproduksi Nematoda umumnya dengan cara bertelur (ovipar) dan beberapa spesies ada yang mengeluarkan larva (larvipar).
C. Cara Penularan
     Cara penularan (transmisi) Nematoda terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Mekanisme penularan berkaitan erat dengan higienis dan sanitasi lingkungan yang buruk, aspek sosial ekonomi, dan tingkan pengetahuan seseorang. Penularan dapat terjadi dengan :
a. memakan telur infektif (telur berisi embrio)
b. larva (filariform) menembus kulit
c. memakan larva dalam kista
d. perantaraan hewan vektor (Arthropoda)
     Dewasa ini, cara penularan Nematoda yang paling banyak adalah penularan melalui aspek soil transmitted helminths, yaitu terjadinya penularan cacing melalui media tanah.